Selamat datang kembali
ke blog ini J
Kali ini saya mau cerita mengenai Bank yang memiliki tangan kanan dan tangan
kiri yaitu sebagai dana masuk dan dana keluar. Dana masuk yaitu sisi
liabilities biasa disebut source of fund. Sedangkan dana keluar atau sisi
assets disebut use of fund. Didalam liabilities terdapat deposit (simpanan
masyarakat) yang terdiri dari:
- · Saving Deposit (tabungan)
- · Demond Deposit (giro)
- · Time Deposit (deposito)
Bunga dari ketiga
deposit ini adalah i1, lalu ada securities yang terdiri dari:
- · Obligasi
- · Pinjaman BI (KLBI)
- · Pinjaman holding
Bunga dari securitied
merupakan i2, dan yang terakhir adalah capital:
- · Setoran modal
- · Retained earning (hasil operasi)
- · Deviden
Selisih dari laba
operasi dan retained earning adalah hasil operasi berupa dividen yang dibagikan
ke pemegang saham. Deviden dari capital tersebut merupakan i3.
Dari sisi assets
terdapat:
- · Loan/kredit
- · Cash reserves
- · Securities
- · Other Liabilities
Loan
dan deposit saling berhubungan dimana deposit yang merupakan simpanan
masyarakat akan disalurkan kembali melalui bank berupa loan/kredit. Adapun
regulasi atau aturan dari BI adalah LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR maksimum
yaitu 110% dari 100% deposit dan 10% capital. Presentase ini dari
Cash reserves merupakan
merupakan kas yang disimpan di BI yaitu R/K (Rekening Koran) BI. Menurut
regulasi BI yaitu LRR (Legal Reserves Requirement), minimal penyimpanan adalah
8% dari deposit. Aturan ini berguna untuk likuiditas dan kliring.
Securities pada
liabilities merupakan sekuritas yang dijual oleh bank. Sedangkan pada aset
merupakan sekuritas yang dibeli bank.
Deposit yang mana dana
dari masyarakat merupakan dana yang paling besar. Jika Capital dan Securities
> dari Deposit maka Bank tidak sehat.
Sebelumnya saya
menyebutkan mengenai kliring. Kliring merupakan salah satu kegiatan bank yang
sering dilakukan dan diperlukan. Kliring sebagai suatu istilah dalam dunia
perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat
terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan
kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia
perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi
pelaksanaan aset transaksi.
Konsep dari kliring
akan saya gambarkan seperti dibawah ini:
Disuatu daerah terdapat
Bank In Love, Bank Kasih, Bank Sayang, dan Bank Bank Rindu. Keempat bank ini
mempunyai kerjasama yang baik. Nasabah Bank In Love sering bertransaksi (dengan
memberikan warkat/surat) lewat Bank Kasih, begitu juga bank lainnya, melakukan
hal yang sama. Transaksi seperti ini melibatkan kurir yang akan menyampaikan warkat
di bank yang bersangkutan. Untuk itu perlu adanya lembaga yang mengatur yaitu
Bank Inti (Bank Indonesia). BI ini membuat aturan sesuai regulasinya yaitu
menyimpan 8% dari deposit. Charge dari aturan ini adalah R/K BI.
Contoh dari kliring
adalah sebagai berikut: (lanjutan Cerita Dibalik Bank)
Imon merupakan
pengusaha furniture, sedangkan Salmoon adalah pengekspor. Salmoon memutuskan
untuk membeli furniture dari Imon untuk diekspor ke Venice. Salmon memberikan
cek kepada Imon untuk membayar furniture yang ia beli. Salmon merupakan nasabah
Bank In Love dan Imon adalah nasabah Bank Kasih. Cek yang Salmon berikan adalah
cek dari Bank In Love. Imon ingin mencairkannya di Bank Kasih. Prosedur
pencairan ini tidak semudah yang dibayangkan. Prosedur ini adalah kliring.
Cek yang diberikan pada
Imon akan dicairkannya di Bank Kasih. Bank Kasih akan mengirim transaksi ini ke
BI. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa penyimpanan deposito di BI oleh setiap
bank berfungsi untuk transaksi ini. Pemberitahuan kepada BI ini akan diproses
di BI dan mengurangi kas Bank In Love yang ada di BI. Setelah dikurangi oleh
BI, BI akan memberitahu Bank In Love bahwa Bank Kasih memiliki tagihan atas
Bank In Love dan sudah mengurangi kas Bank In Love di BI. Proses ini merupakan
kliring. Adapun tagihan ini nota debet keluar dan masuk.
Pencatatan atas aliran
ini sebagai berikut:
Nota Debet
Dalam Bank Kasih, Imon
memiliki 2 akun yaitu Tabungan dan Giro, dan Bank Kasih memiliki 1 akun yaitu
R/K BI yang bersangkutan dengan BI. Saat Imon ingin mencairkan dananya di Bank
Kasih, Bank Kasih akan mendebet akun R/K BI dan menkredit Tabungan Imon sebesar
cek yang dicairkan. BI juga akan mencatat transaksi ini dengan mendebet R/K
Bank In Love dan menkredit R/K Bank Kasih sebesar cek yang dicairkan. Salmon
juga mempunyai 2 akun yaitu Tabungan dan Giro, dan Bank In Love memiliki 1 akun
yaitu R/K BI yang bersangkutan dengan BI. Salmon yang memberikan ceknya, Bank
In Love akan mendebet Giro Salmon dan menkredit R/K BI.
Nota Kredit
Salmon menjadi
langganan Imon hingga saat ini. Akhirnya Salmon jatuh cinta pada Imon. Saat
ulang tahun Imon yang ke-20, Salmon memberikan hadiah berupa uang 20 juta kepada
Imon. Tabungan Salmon yang ada di Bank In Love dipindahkan ke Imon yaitu Bank
Kasih. Bank In Love akan memberitahu BI bahwa ada transaksi yang dilakukan
untuk Bank Kasih. Oleh sebab itu Bank In Love akan mendebet Tabungan Salmon dan
mengkredit R/K BI. Lalu, BI juga akan mendebet R/K BI Bank In Love dan
menkredit R/K BI Bank Kasih sebesar 20 juta. Bank Kasih juga akan mendebet R/K
BI dan menkredit Tabungan Imon sebesar 20 juta. Proses ini dinamakan nota
kredit. Saat Bank In Love memberitahu BI dinamakan nota kredit keluar dan saat
BI memberitahu Bank Kasih dinamakan nota kredit masuk.
Seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini:
Jika Nota Debet keluar
akan menyebabkan R/K BI bertambah, begitu pula sebaliknya. Lalu, jika Nota
Kredit keluar akan menyebabkan R/K BI berkurang, atau sebaliknya. Ada pula
Tolak Kliring yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya R/K BI tergantung
transaksi. Total dari R/K BI yang ada ditransaksi, jika nilainya bertambah
berarti bank tersebut Menang Kliring. Begitu juga sebaliknya, jika total dari
R/K BI yang ada ditransaksi, jika nilainya berkurang berarti bank tersebut
Kalah Kliring.
Suatu ketika Salmon
dipindahtugaskan ke Bali, sedangkan Imon menetap di Jakarta. Pada peringatan 1
tahun jadian mereka, Salmon memberikan tabungannya kepada Imon sebesar 100
juta. Proses dari transaksi ini adalah seperti gambar dibawah ini:
Bank In Love Bali akan
memberitahukan Bank In Love Jakarta bahwa Salmon memberikan tabungannya.
Akibatnya, Bank In Love Bali mendebet Tabungan Salmon pada R/K. Pemberitahuan
atau proses ini dinamakan Transfer. Lalu Bank In Love Jakarta akan memberitahu
BI Jakarta untuk mendebet R/K Bank In Love dan menkredit R/K Bank Kasih.
Setelah itu BI Jakarta akan memberitahu Bank Kasih Jakarta bahwa ada tambahan
dana untuk Imon. Proses dari Bank In Love Jakarta ke BI Jakarta dan BI Jakarta
ke Bank Kasih Jakarta adalah Kliring. Lalu, Bank Kasih Jakarta akan menkredit
Tabungan Imon pada R/K.
Sebelum masuk ke Tolak
Kliring yang mana berarti kekurangan dana, mari simak Excess Reserves terlebih
dahulu. Excess Reserves adalah kelebihan transaksi dari nilai minimal.
Misalnya, Bank In Love memiliki deposit 100 juta.
Deposit 100
juta
R/K BI 8% 8 juta
Excess Reserves 2 juta
Total R/K BI 10 juta
Selanjutnya saya akan
menjelaskan Tolak Kliring.
Tolak Kliring terjadi
jika ada laporan dari BI bahwa Bank yang tertagih tidak memiliki dana yang
sesuai dengan transaksinya. Misalnya ternyata dana Bank In Love di BI tidak
mencukupi untuk transaksi yang sedang ia lakukan, maka BI akan menolak kliring
Bank In Love.
Kalah kliring 4 juta
Bayar 10
juta
Sisa R/K BI 6 juta >> Sisa ini kurang dari 8%
seperti regulasi BI.
Kekurangan 2 juta harus
meminjam pada bank lain. Inilah yang disebut Call Money.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Do not said a negative word!