Analisis
Jurnal
An Economic Analysis Of Raising Fuel Price In Indonesia
oleh :
Hapsari Widayani (23211213)
J. Asfirotun (27211827)
Siti Iqlima Zeinia (26211808)
Tema
Dampak
Kenaikan Harga Bahan Bakar
Pengarang
Catur
Sugiyanto
Judul
Jurnal
An Economic Analysis Of Raising Fuel
Price In Indonesia
Latar
Belakang
Dewasa
ini permasalahan mengenai dampak kenaikan harga BBM sudah menjadi ulasan pokok
bagi masyarakat umum. Diperlukan kerangka kerja yang kuat untuk menganalisis
dampak kenaikan harga BBM terhadap perekonomian Indonesia. Focus masalah di
titikberatkan kepada cara pemerintah mengatasi permasalahan tersebut agar tidak
berdampak buruk bagi perekonomian di Indonesia. Dampak yang di sebabkan oleh
kenaikan BBM memang sangat besar seperti kenaikan terhadap biaya produksi dan
kualitas udara juga berpengaruh.
Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak mengkonsumsi bahan bakar minyak
maka akan menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kesehatan lingkungan. Dan
bila pemakaian yang berlebih akan menimbulkan efek terhadap inflasi Negara
karena akan membuat anjlok mata uang Negara konsumen akibat pembelian bahan
bakar minyak meningkat. Kenaikan bahan bakar minyak sarat akan penuntutan
pengurangan polusi udara. Maka banyak negara – negara yang berusaha mencari
alternatif
agar pemakaian BBM bisa diminimalisir dan mencari BBM yang memiliki kandungan
polutan yang lebih rendah.
Oleh
sebab itu pemerintah menetapkan suatu kebijakan agar bahan bakar minyak tetap
normal stocknya dan harganya juga tidak terus menerus naik. Selain itu,
pemerintah mencegah agar pemakaian akan bahan bakar minyak menjadi rendah
supaya tidak memperbanyak polusi. Adapun dampak dari kebijakan pemerintah
tersebut adalah perubahan pada pemeriksaan anggaran pemerintah Indonesia.
Pemeriksaan itu terjadi perubahan yaitu saat pemeriksaan terhadap pemasukkan
pendapatan pemerintah, baik dari pendapatan langsung dari minyak serta sektor
gas alam dan pendapatan yang berasal dari perpajakan. Yang terakhir adalah
kebijakan harga BBM ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas udara yang
bermanfaat bagi manusia.
Masalah
Permasalahan
yang diangkat dalam jurnal ini yaitu bagaimana cara pemerintah menganalisis dan
mengatasi dampak kenaikan BBM yang terjadi di Indonesia. Menganalisis apakah
dampak kenaikan BBM tersebut berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia
atau sama sekali tidak berpengaruh. Selain itu pemerintah harus mencari
alternative untuk mengurangi polusi yang terjadi akibat pemakaian bahan bakar minyak
(BBM) yang relative tinggi. Bila pemakaian itu terus terjadi maka akan
menimbulkan permasalahan terhadap kesehatan bagi masyarakat di Indonesia.
Metodologi
Data:
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari penulisan orang-orang yang
telah melakukan penelitian terlebih dahulu.
Variabel:
Variabel
yang di gunakan dalam jurnal ini adalah menganalisis
bahan bakar pengganti dan dampak naiknya harga bahan bakar terhadap biaya
produksi. Selanjutnya juga membahas objek dan prinsip mengenai kebijakan
perminyakan di Indonesia. Perkiraan mengenai elastisitas bahan bakar pengganti
juga termasuk didalamnya. Serta dampak naiknya harga bahan bakar terhadap
pengeluaran pemerintah Indonesia.
Hasil
Analisis
Pembahasan
yang pertama mengenai analisis bahan bakar pengganti dan dampak naiknya harga
bahan bakar terhadap biaya produksi. Dalam hal ini prinsip umum dalam menangani
konsumsi bahan bakar berlebihan adalah dengan memberikan pajak terhadap pemakai
bahan bakar. Namun pajak itu terlalu tinggi sehingga menyusahkan masyarakat.
Masalahnya polusi disebabkan oleh banyaknya kendaraan dan pabrik. Untuk itu
perlu adanya alternatif lain yaitu membuat aturan standar terhadap bahan bakar
dan mengganti bahan bakar tersebut.
Ada dua konsep elastisitas permintaan terhadap harga
bahan bakar. Pertama adalah mempertimbangkan pengganti bahan bakar terhadap
agregat energi lainnya yang tetap. Kedua, pengganti antara input dan keduanya
ketika output berada dalam posisi tetap tapi agregat energi dan agregat lainnya
berubah. Hubungan antara dua elastisitas permintaan tersebut adalah:
Dimana Eij (E tetap) menggambarkan harga keseimbangan
dibawah asumsi bahwa terpakainya agregat energi. E tetap dan Eeeadalah
elastisitas dari agregat energi dengan asumsi Pe. Rumus tersebut bisa digunakan
untuk menganalisis dampak dari perubahan harga terhadap emisi. Elastisitas
diatas mengharuskan kita fokus pada bahan bakar pengganti untuk
menggantikannya. Salah satunya bisa digunakan dalam perubahan harga untuk
agregat energi, jadi Pe adalah tetap sedangkan yang lain berubah.
Tahun 1980-1981,
industri minyak indonesia menyediakan lebih dari 70% pendapatan pemerintah
dalam negeri dan 82% dari pendapatan hasil ekspor. Angka ketergantungan
tertinggi saat minyak menjadi kelemahan utama selama beberapa tahun setelah
harga minyak negara mulai tetap dan tiba-tiba turun ditahun 1986. Hal ini
membuktikan bahwa hal yang terpenting adalah pertukaran asing dan pendapatan
fiskal. Menyaring minyak tanah 15% dari total pendapatan ekspor di tahun 1994
dan anggaran pendapatan dari perusahaan minyak 16.1% dari pendapatan pemerintah
dalam negeri pada tahun 1994/1995. Terlihat pada strategi pemerintah indonesia
dan beberapa kasus dari sektor tertentu yaitu:
a.
Mengefisiensikan bahan bakar dengan biaya rendah. Bisa juga dengan cara
menggantikannya dengan minyak tanah sebagai alternatif lainnya.
b. pergerakan
sumber harus objektif. Hal ini berguna untuk memaksimalkan pendapatan modal
asing dan anggaran pendapatan dalam negeri.
c. objektif
sosial yaitu masyarakat harus menyadari bahwa bahan bakar sudah terbatas. Kita
harus hemat dan memakai energi yang ada dengan sebaik-baiknya. Pemerintah pun
membantu membuat bahan bakar baru seperti diesel untuk digunakan masyarakat.
d. memandang
lingkungan dengan objektif. Berpikir objektif dengan cara meningkatkan
produktivitas dan nilai guna pada penggunaan energi dapat membantu generasi
berikutnya.
Tabel berikut
ini melaporkan penelitian Eskeland mengenai elastisitas harga bahan bakar
sektor manufaktur.
Tabel tersebut
menunjukan harga keseimbangan yang secara umum mempunyai nilai absolut,
berkisar dari -83 hingga -1.5 untuk batu bara. Dampak dari penggantinya akan
memicu naiknya permintaan untuk bahan bakar bersih dalam kaitannya dengan harga
bahan bakar kotor. Oleh karena itu pemerintah mungkin yang memicu naiknya bahan
bakar bersih dengan menaikan bahan bakar kotor secara relatif tanpa beberapa
dampak utamanya dalam biaya produksi.
Dampak naiknya
bahan bakar minyak dalam kaitannya dengan pengeluaran pemerintah adalah ada dua
perbedaan dalam hubungannya antara sektor energi dan anggaran pemerintah. Hal
yang paling nyata adalah aliran pendapatan dari minyak dan sektor gas alam cair
untuk pengeluaran pemerintah. Awalnya pendapatan minyak dan ekspor gas masih
menjadi yang terbesar. Lalu terjadi perubahan pada sistem pajak langsung dan
pengendalian regulasi pemerintah. Produksi bahan bakar untuk menambah nilai
pajak dan termasuk didalamnya komponen retail.
Analisis
mengenai dampak naiknya harga bahan bakar dalam negeri mempengaruhi
kesejahteraan. Dampaknya juga terjadi pada penurunan surplus konsumen dan
kesejahteraan masyarakat terhadap kualitas bahan bakar dan udara yang baik.
Secara umum pembagian besar-besaran akan berpengaruh pada jumlah pengeluaran
dan kehilangan kesejahteraan.
Kesimpulan
Saat ini jumlah bahan bakar sangat terbatas khususnya
bahan bakar minyak. Semua orang memakainya setiap hari. Konsumsi BBM pun terus
meningkat. Sedangkan persediaan tidak terlalu banyak. Untuk itu pemerintah
menaikan harga bahan bakar agar masyarakat tidak mengonsumsinya secara
berlebihan. Namun dengan adanya kebijakan seperti itu menimbulkan hilangnya
surplus konsumen dan berkurangnya permintaan. Cara agar masyarakat sejahtera
dan tidak kehabisan sumber daya adalah dengan memakainya secara efektif dan
efisien. Selain itu gunakan alternatif lain sebagai gantinya. Misalnya saja
diesel. Gunakan sumber daya lain agar tidak menghabiskan sumber daya minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Do not said a negative word!