Kebijakan Moneter
Mekanisme Tingkat Bunga
Mekanisme Tingkat Bunga
oleh:
Hapsari Widayani (23211213)
J. Asfirotun ( 27211827)
Siti Iqlima Zeinia (26211808)
SMAK-05
Mekanisme Pertama
Dari
gambar diatas menunjukan bahwa tingkat bunga akan mempengaruhi konsumsi
masyarakat, konsumsi perusahaan, dan investasi perusahaan.
Pertama,
tingkat bunga mempengaruhi pilihan individu untuk meminjam uang di bank. Uang
pinjaman itu adalah kredit ataupun pinjaman jangka panjang. Pinjaman tersebut
dilakukan untuk dikonsumsi oleh individu itu sendiri.
Sedangkan
yang kedua, perusahaan juga akan melakukan pinjaman kepada bank dengan melihat
tingkat suku bunga. Pinjaman itu bisa berupa pinjaman baru yang digunakan untuk
investasi perusahaan. Bisa juga pinjaman tersebut berupa pinjaman yang lama
yang digunakan untuk menutup biaya yang ada, dengan begitu bisa mendapatkan
keuntungan. Pinjaman juga digunakan untuk kepentingan karyawan dalam kaitannya
dengan konsumsi perusahaan.
Mekanisme
Kedua
Ketika
sebuah perusahaan baru memulai usahanya, perusahaan pasti membutuhkan dana dan
pemenuhan kebututuhan akan dana tersebut berasal dari internal perusahaan yang
berupa ekuitas (modal sendiri). Ekuitas merupakan modal jangka panjang yang di
peroleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Keuntungan menggunakan
ekuitas sendiri adalah memiliki hak suara (hak kendali) dalam perusahaan, tidak
jatuh tempo dan tidak menanggung resiko yang lebih besar, maka kompensasi dari
penggunaan ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan pendanaan yang menggunakan
utang. Sedangkan dana yang berasal dari eksternal perusahaan adalah hutang.
Hutang merupakan modal pinjaman yang berupa hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang (hipotek). Keuntungan hutang antara lain bunga yang dibayarkan
dapat menjadi pengurang pajak penghasilan di mana akan dapat menurunkan biaya
efektif dari hutang tersebut dan apabila mendapatkan keuntungan tidak perlu
membagi keuntungan tersebut ke pihak kreditor. Namun hutang juga memiliki
kelemahan antara lain hutang dapat menurunkan keuntungan perusahaan, karena
perusahaan harus membayar beban bunga.
Contohnya
pada gambar diatas kita dapat memperoleh beberapa kesimpulan. Tingkat bunga
mempengaruhi hipotek seseorang dan perusahaan. Misalnya seseorang meminjam uang
di bank dengan jaminan rumahnya sendiri. Dia memutuskan meminjam uang dengan
jaminan rumah karena sudah melihat tingkat bunga di bank. Seseorang menambah
hipoteknya yang lama dengan begitu mempengaruhi disposible income karena
pinjaman tersebut menambah pendapatnya dan modal barangnya.
Sedangkan
jika hipotek terjadi pada perusahaan, perusahaan akan memutuskan untuk
mengambil hipotek dengan melihat tingkat bunga yang berpengaruh terhadap nilai
hipotek, perusahaan akan membuat pinjaman baru atau dengan menambah hutangnya.
Hutang tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan dan investasi. Contohnya
perusahaan meminjam uang ke bank dengan jaminan aset perusahaan tersebut. Pinjaman
tersebut digunakan untuk investasi.
Lalu
tingkat bunga akan berpengaruh pada aktivitas tabungan seseorang atau
perusahaan. Orang cenderung menabung di bank daripada di pasar modal jika
tingkat bunga tinggi. Hal itu dikarenakan jika tingkat bunga naik di pasar
modal akan terjadi fluktuasi yang tidak bisa diprediksi. Tabungan tersebut juga
akan digunakan untuk konsumsi seseorang atau perusahaan.
Mekanisme Ketiga
Dari gambar diatas dapat kita deskripsikan bahwa
tingkat suku bunga (interest rates) dapat mempengaruhi nilai pertukaran. Tingkat
pertukaran itu berhubungan dengan apresiasi dan depresiasi. Tingkat pertukaran (exchange rates) berkaitan
dengan apresiasi dan depresiasi karena dalam menentukan sebuah neraca laporan
keuangan akan berkaitan depresiasi dan apresiasi dalam menentukan seberapa
besar asset yang dimiliki. Tingkat pertukaran terkait ekspor dan impor. Ekspor
dan impor bisa naik dan bisa juga turun. Jika tingkat pertukaran naik akan
meningkatkan aktivitas pertukaran antar Negara (Apresiasi).
Hubungannya antara nilai pertukaran dengan apresiasi
adalah ketika harga barang impor (Mp) turun maka akan berdampak pada kenaikan
permintaan barang impor (Dm). Sebaliknya ketika harga barang export (Xp) naik
maka permintaan barang export (Dx) akan turun. Dan hubungannya antara nilai
pertukaran dengan depresiasi adalah ketika harga barang impor (Mp) naik maka
permintaan barang impor (Dm) akan turun. Sebaliknya jika harga barang export
(Xp) turun maka permintaan barang export (Dx) akan naik. Kedua hal tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap neraca pembayaran sebuah laporan keuangan.
Pengaruhnya adalah akan menaikkan atau menurunkan saldo neraca pembayaran.
Kesimpulannya ketika tingkat bunga naik akan
mempengaruhi naiknya tingkat pertukaran dalam hal ini nilai tukar valuta asing yang disebut Apresiasi. Jika tingkat
pertukaran naik, suatu Negara akan mengurangi harga impor terhadap Negara
tersebut. Namun akan mempengaruhi permintaan impor naik karena jika harga impor
turun, maka barang impor murah dan sebuah Negara akan menaikan permintaan impornya
dan sebaliknya. Sedangkan jika tingkat bunga turun akan mempengaruhi turunnya
tingka pertukaran yang disebut Depresiasi. Hal itu mengakibatkan harga impor
menjadi naik. Semua itu diakibatnya bila tingkat bunga rendah, Negara yang
mengimpor akan menaikan harga impor terhadap Negara lain. Dengan kata lain
Negara yang mengimpor mendapat keuntungan dari transaksi tersebut. Lalu hal itu
akan terjadi sebaliknya jika tingkat bunga turun akan berpengaruh terhadap
turunnya harga ekspor dan meningkatkan permintaan ekspor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Do not said a negative word!