Kamis, 25 Oktober 2012

Mekanisme Tingkat Bunga

Kebijakan Moneter

Mekanisme Tingkat Bunga

oleh:
Hapsari Widayani (23211213)
J. Asfirotun ( 27211827)
Siti Iqlima Zeinia (26211808)

SMAK-05

Mekanisme Pertama


Dari gambar diatas menunjukan bahwa tingkat bunga akan mempengaruhi konsumsi masyarakat, konsumsi perusahaan, dan investasi perusahaan.
Pertama, tingkat bunga mempengaruhi pilihan individu untuk meminjam uang di bank. Uang pinjaman itu adalah kredit ataupun pinjaman jangka panjang. Pinjaman tersebut dilakukan untuk dikonsumsi oleh individu itu sendiri.
Sedangkan yang kedua, perusahaan juga akan melakukan pinjaman kepada bank dengan melihat tingkat suku bunga. Pinjaman itu bisa berupa pinjaman baru yang digunakan untuk investasi perusahaan. Bisa juga pinjaman tersebut berupa pinjaman yang lama yang digunakan untuk menutup biaya yang ada, dengan begitu bisa mendapatkan keuntungan. Pinjaman juga digunakan untuk kepentingan karyawan dalam kaitannya dengan konsumsi perusahaan.


Mekanisme Kedua


Ketika sebuah perusahaan baru memulai usahanya, perusahaan pasti membutuhkan dana dan pemenuhan kebututuhan akan dana tersebut berasal dari internal perusahaan yang berupa ekuitas (modal sendiri). Ekuitas merupakan modal jangka panjang yang di peroleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Keuntungan menggunakan ekuitas sendiri adalah memiliki hak suara (hak kendali) dalam perusahaan, tidak jatuh tempo dan tidak menanggung resiko yang lebih besar, maka kompensasi dari penggunaan ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan pendanaan yang menggunakan utang. Sedangkan dana yang berasal dari eksternal perusahaan adalah hutang. Hutang merupakan modal pinjaman yang berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang (hipotek). Keuntungan hutang antara lain bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak penghasilan di mana akan dapat menurunkan biaya efektif dari hutang tersebut dan apabila mendapatkan keuntungan tidak perlu membagi keuntungan tersebut ke pihak kreditor. Namun hutang juga memiliki kelemahan antara lain hutang dapat menurunkan keuntungan perusahaan, karena perusahaan harus membayar beban bunga.

Contohnya pada gambar diatas kita dapat memperoleh beberapa kesimpulan. Tingkat bunga mempengaruhi hipotek seseorang dan perusahaan. Misalnya seseorang meminjam uang di bank dengan jaminan rumahnya sendiri. Dia memutuskan meminjam uang dengan jaminan rumah karena sudah melihat tingkat bunga di bank. Seseorang menambah hipoteknya yang lama dengan begitu mempengaruhi disposible income karena pinjaman tersebut menambah pendapatnya dan modal barangnya.

Sedangkan jika hipotek terjadi pada perusahaan, perusahaan akan memutuskan untuk mengambil hipotek dengan melihat tingkat bunga yang berpengaruh terhadap nilai hipotek, perusahaan akan membuat pinjaman baru atau dengan menambah hutangnya. Hutang tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan dan investasi. Contohnya perusahaan meminjam uang ke bank dengan jaminan aset perusahaan tersebut. Pinjaman tersebut digunakan untuk investasi.

Lalu tingkat bunga akan berpengaruh pada aktivitas tabungan seseorang atau perusahaan. Orang cenderung menabung di bank daripada di pasar modal jika tingkat bunga tinggi. Hal itu dikarenakan jika tingkat bunga naik di pasar modal akan terjadi fluktuasi yang tidak bisa diprediksi. Tabungan tersebut juga akan digunakan untuk konsumsi seseorang atau perusahaan.

Mekanisme Ketiga


Dari gambar diatas dapat kita deskripsikan bahwa tingkat suku bunga (interest rates) dapat mempengaruhi nilai pertukaran. Tingkat pertukaran itu berhubungan dengan apresiasi dan depresiasi.  Tingkat pertukaran (exchange rates) berkaitan dengan apresiasi dan depresiasi karena dalam menentukan sebuah neraca laporan keuangan akan berkaitan depresiasi dan apresiasi dalam menentukan seberapa besar asset yang dimiliki. Tingkat pertukaran terkait ekspor dan impor. Ekspor dan impor bisa naik dan bisa juga turun. Jika tingkat pertukaran naik akan meningkatkan aktivitas pertukaran antar Negara (Apresiasi).

Hubungannya antara nilai pertukaran dengan apresiasi adalah ketika harga barang impor (Mp) turun maka akan berdampak pada kenaikan permintaan barang impor (Dm). Sebaliknya ketika harga barang export (Xp) naik maka permintaan barang export (Dx) akan turun. Dan hubungannya antara nilai pertukaran dengan depresiasi adalah ketika harga barang impor (Mp) naik maka permintaan barang impor (Dm) akan turun. Sebaliknya jika harga barang export (Xp) turun maka permintaan barang export (Dx) akan naik. Kedua hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap neraca pembayaran sebuah laporan keuangan. Pengaruhnya adalah akan menaikkan atau menurunkan saldo neraca pembayaran.

Kesimpulannya ketika tingkat bunga naik akan mempengaruhi naiknya tingkat pertukaran dalam hal ini nilai tukar valuta asing yang disebut Apresiasi. Jika tingkat pertukaran naik, suatu Negara akan mengurangi harga impor terhadap Negara tersebut. Namun akan mempengaruhi permintaan impor naik karena jika harga impor turun, maka barang impor murah dan sebuah Negara akan menaikan permintaan impornya dan sebaliknya. Sedangkan jika tingkat bunga turun akan mempengaruhi turunnya tingka pertukaran yang disebut Depresiasi. Hal itu mengakibatkan harga impor menjadi naik. Semua itu diakibatnya bila tingkat bunga rendah, Negara yang mengimpor akan menaikan harga impor terhadap Negara lain. Dengan kata lain Negara yang mengimpor mendapat keuntungan dari transaksi tersebut. Lalu hal itu akan terjadi sebaliknya jika tingkat bunga turun akan berpengaruh terhadap turunnya harga ekspor dan meningkatkan permintaan ekspor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Do not said a negative word!